Menghadapi adanya kebakaran diwilayah kelurahan GUNDIH khususnya di jalan cepu, pihak kelurahan menunjuk wilayah RW X sebagai tempat simulasi kebakaran.
Dipilihnya wilayah RW X dikarenakan wilayah tersebut padat penduduk dan area yang memiliki banyak parkir liar yang perlu ditata ulang juga pintu masuk yang sempit.
Disamping permasalahan diatas, wilayah RW X juga terdapat banyak pintu pagar kampung juga gapura yang tidak memadai ketinggiannya.
Dalam simulasi tersebut dihadiri Lurah Gundih, LPMK, KIM kelurahan, ketua RW, ketua RT. PKK, karang taruna dan warga sekitar.
Simulasi dimulai dengan pelatihan penanganan pertama pada kebakaran, antara lain: penanganan dengan elpiji, pemadaman apo dalam tong dengan mengunakan karung dan ditutup dengan apar.
Disamping simulasi, kegiatan ini juga untuk mendeteksi waktu petugas menuju lokasi dan kesiapan warga menghadapi kebakaran juga sebagai evaluasi wilayah apabila benar benar terjadi kebakaran.
berdasarkan penelusuran dari beberapa sumber, makam mbah buyut Doro sudah ada sejak zaman belanda masih berkuasa. Diceritakan oleh sesepuh kampung (Bpk H. Syafi'i Masdar) Makam tersebut berawal dari salah satu murid Sunan Ampel yang dalam perjalanan dari kembang kuning kembali ke Ampel terkena banjir hingga wafat dan hanyut ke wilayah bengkok (tanah hadiah) lurah (yang saat ini menjadi tanah pertamina). Dari cerita yang beredar, nama beliau ada yang mengatakan "Syamsul Arifin" dan ada yang mengatakan "Zaenal Arifin" Oleh beberapa warga yang menemukan saat itu dimakamkan di sekitaran tanah bengkok, asal usul nama "Buyut Doro" diambil dari makam yg sekitarannya tumbuh tanaman BEDORO. Makam tersebut telah mengalami perpindahan dari tanah bengkok ke makam saat ini berada dikarenakan tanah bengkok dibutuhkan pemerintahan Belanda untuk pengolahan perminyakan. (Mustaqiim )
Komentar
Posting Komentar